MAKALAH
TEKNIK PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BIODIESEL
DARI TANAMAN JARAK SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI SOLAR
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Dunia sedang
menghadapi masalah besar, ancaman serius dari polusi gas rumah kaca
akibat pembakaran bahan bakar fosil. Dengan keadaan ini,
sudah
saatnya mencari inovasi baru pengganti bahan bakar minyak atau solar,
dan Biodiesel dari Pohon Jarak menjadi jalan keluar yang cukup baik
dalam hal ini. Tapi sebelumnya, kita harus mengenal pohon jarak yang
penuh potensi tersebut, dengan berbagai manfaat yang dimilikinya.
Indonesia merupakan
negara yang kaya akan sumber daya alam terbarui dan tidak terbarui.
Di Indonesia bahan bakar minyak yang berasal dari sumber daya lam tak
terbarui menjadi sumber energi utama. Penggunaan sumber daya alam
tidak terbarui secara terus menerus akan mengakibatkan menipisnya
cadangan minyak bumi yang sudah diketahui, kenaikan atau
ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari
produksi minyak, dan polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat
pembakaran bahan bakar fosil.
Persentase konsumsi
bahan bakar minyak di Indonesia merupakan yang terbesar dan terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 1990 konsumsi bahan bakar minyak
(BBM) sebesar 169.168 Setara Barel Minyak (SBM), angka ini adalah 40,
2% dari total konsumsi energi final. Sepuluh tahun kemudian, pada
tahun 2000, konsumsi BBM di Indonesia meningkat menjadi 304.142 SBM,
angka ini adalah 47, 4 % dari total energi final. Dengan demikian
terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam konsumsi BBM di
Indonesia. Jika hal ini dibiarkan berlangsung secara terus menerus
krisis energi di Indonesia tidak dapat dihindari lagi.
Menurut agus Syarif
Hidayat (2005:2), selain angka konsumsi BBM yang tinggi,
kecenderungan impor bahan bakar minyak di Indonesia juga terus
meningkat. Pada tahun 1992 pemakaian BBM sebagai energi final sebesar
201.577 SBM sedangkan kilang minyak dalam negeri hanya mampu memasok
sekitar 167.944 SBM, sehingga harus mengimpor sekitar 33.633 SBM.
Angka impor BBM ini terus meningkat hingga mencapai 107.935 SBM pada
tahun 2003 atau sekitar 32,75% dari total konsumsi BBM dalam negeri.
Jika hal ini tetap berlangsung, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi
negara pengimpor minyak sepenuhnya.
1.2.
Permasalahan yang dikaji dalam makalah ini:
1. Apakah
Biodiesel dari Pohon Jarak dapat menggantikan Bahan Bakar
minyak/solar dengan keuntungan yang lebih banyak dibandinkan solar?
2. Bagaimana
jika dilihat dari sisi lingkungan dan ekonomisnya dari Biodiesel dari
Pohon Jarak?
1.3.
Tujuan yang ingin dicapai:
1. Mengetahui
bahwa Biodiesel dari Pohon Jarak lebih menguntungkan daripada solar
maupun minyak lainnya dari sisi keamanannya, sebagaimana ada dalam
pembahasan.
2. Mengetahui
dari sisi lingkungan, merupakan sumber ramah lingkungan yang dapat
membantu lahan-lahan kritis untuk ditanami, karena mudah hidupnya
pohon jarak. Sedangkan dari sisi ekonomisnya; Indonesia dapat
menghemat devisa negara, karena memiliki bahan alternatif pengganti
solar (pohon jarak) yang juga sederhana dalam pembuatannya, dan dapat
mendongkrak pendapatan negara,
dikarenakan
dunia sedang membutuhkan bahan
baku sumber energi alternatif yang sebaiknya
berasal dari sektor nonpangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Sebenarnya Indonesia
memiliki potensi yang besar untuk memproduksi energi alternatif
sebagai pengganti BBM. Indonesia memiliki bahan baku yang melimpah
untuk membuat sumber energi alternatif yang berasal dari sumber daya
alam terbarukan berupa tumbuh-tumbuhan.
Selama ini tumbuhan
yang dinilai dapat menghasilkan sumber energi alternatif adalah
kelapa sawit. Namun kelapa sawit tergolong tumbuhan pangan, sehingga
harga kelapa sawit akan terpengaruh permintaan di sektor pangan. Oleh
karena itu, bahan baku sumber energi alternatif sebaiknya berasal
dari sektor nonpangan misalnya jarak pagar.
Tanaman jarak pagar
merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk menghasilkan
sumber energi alternatif. Sumber energi yang dihasilkan dari tanaman
ini berupa biodiesel yang berguna untuk menggantikan fungsi solar
pada mesin diesel.
Saat ini pemerintah
tengah mencanangkan program penggunaan minyak jarak pagar(Jathropa
Curcas) sebagai pengganti minyak solar secara nasional. Program
ini dapat berhasil dengan baik jika terjadi kerjasama yang baik
diantara pemerintah dan masyarakat. Masalahnya adalah sebagaian
masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahan bakar minyak sebagai
sumber energi utama belum mengetahui adanya sumber energi alternatif
ini. Untuk itulah masyarakat harus mengetahui manfaat dan keunggulan
sumber energi alternatif ini agar kerjasama yang baik tersebut dapat
terwujud
Tanaman
Jarak Pagar
Tanaman Jarak
penghasil biodiesel berasal dari jenis tanaman Jarak Pagar yang dalam
bahasa Inggris bernama Physic Nut dengan nama Jatropha
curcas. Tanaman ini merupakan tanaman semak yang termasuk
keluarga Euphorbiaceae.
Tanaman Jarak Pagar
memiliki cabang-cabang yang tidak teratur dengan tinggi batang 1-7
meter. Batangnya berkayu, berbentuk silindris, dan memiliki
tonjolan-tonjolan bekas tangkai daun yang gugur. Bila dipatahkan atau
terluka batangnya akan mengeluarkan getah berwarna putih, kental dan
agak keruh.
Daun tanaman ini
tersebar di sepanjang batang. Permukaan atas dan bawah daun berwarna
hijau, tetapi permukaan bawah lebih pucat dari permukaan atas. Daun
berbentuk jantung atau bulat telur. Tulang daun menjari dengan 5-7
tulang utama. Tangkai daun panjang, sekitar 4-15 cm.
Bunga tanaman ini
berupa bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan,
berkelamin tunggal dan berumah satu. Baik bunga jantan maupun betina
tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan. Bunga ini muncul di ujung
batang atau di ketiak daun. Kelopak bunga berjumlah lima yang
berbentuk bulat telur.
Buah tanaman Jarak
Pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur dengan diameter 2-4 cm.
Buah ini berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika sudah
masak. Buah terbagi menjadi tiga ruang masing-masing ruang berisi
satu biji yang berbentuk bulat lonjong, berwarna coklat kehitaman dan
mengandung banyak minyak.
Tanaman Jarak
Pagar (Jathropa Curcas) berasal dari Afrika Selatan Tanaman
ini sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dekade 40-an, saat
penjajah Jepang menggunakan minyak jarak untuk penerangan di
rumah-rumah dan sumber energi untuk menggerakkan alat-alat perang.
Tanaman ini tumbuh
liar atau ditanam penduduk sebagai pagar. Dapat tumbuh dengan baik di
tanah yang tidak begitu subur dan beriklim panas, dari dataran rendah
sampai ketinggian 300 meter di atas permukaan laut.
Tanaman ini tahan
kekeringan dan mulai berbuah dalam waktu lima bulan. Tumbuhan ini
produktif penuh saat berumur lima tahun, dan usia produktifnya
mencapai 50 tahun.
Semua bagian tanaman
ini berguna, daunnya dapat digunakan sebagai makanan ulat sutra,
antiseptik, dan antiradang. Getahnya untuk penyembuh luka dan
pengobatan lain. Yang paling tinggi manfaatnya adalah buahnya, daging
buahnya digunakan untuk pupuk hijau dan produksi gas, sementara
bijinya untuk pakan ternak dan untuk bahan bakar pengganti minyak
diesel (solar) dan minyak tanah.
Minyak
Jarak Pagar
Minyak dari tanaman
jarak pagar termasuk minyak lemak. Minyak lemak yang menjadi bahan
baku biodiesel adalah bahan bakar terbarukan, karena berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Di negara kita bnyak sekali terdapat tumbuh-tumbuhan
penghasil minyak lemak. Tak kurang dari 50 jenis tumbuhan bisa diolah
menjadi sumber bahan bakar alami, contoh paling populer adalah sawit,
kelapa, jarak pagar, dan kapok atau randu (Soerawidjaya, dkk.:2005) .
Potensi terbesar
tanaman Jarak Pagar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan
cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti
biji ini yang menjadi bahan dasar pembuatan biodiesel, sumber energi
pengganti solar. Setelah melalui proses pemerahan, dari inti biji
akan dihasilkan bungkil perahan, yang kemudian diekstraksi. Hasilnya
berupa minyak Jarak Pagar dan bungkil ekstraksi. Minyak jarak pagar
digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan
metanolisis/etanolisis yang kemudian diproses menjadi biodiesel dan
gliserin. Sedangkan bungkil ekstraksi bisa menghasilkan pupuk,
menjadi bahan dasar pembuatan biogas pengganti minyak tanah, dan
melalui proses ekstoksifikasi dapat menghasilkan pakan ternak.
Minyak yang
dihasilkan dari biji Jarak Pagar termasuk dalam minyak lemak (fatty
oil).Minyak ini berwujud cairan bening berwarna kuning dan tidak
menjadi keruh meski disimpan dalam waktu yang lama.
Minyak Jarak Pagar
bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Pertama, melalui thermal
atau catalytic cracking akan dihasilkan gas, gasoline, kerosin dan
diesel, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kedua, melalui
esterifikasi transesterifikasi akan dihasilkan produk berupa
biodiesel yang digunakan untuk pembangkit genset, kendaraan diesel
dan kompor jarak pagar.
Menurut Rieska
Wulandari (2005:1), minyak Jarak Pagar yang dihasilkan dari cangkang
biji jarak memiliki komposisi kimia berupa lemak kasar 47,25 persen,
protein kasar 24,60 persen, serat kasar 10,12 persen, kelembaban 5,5
persen, abu 4,50 persen dan karbohidrat 7,99 persen. Minyak ini juga
memiliki kandungan iodin yang tinggi, yaitu 105,2 mg iodin/g. Biji
jarak yang mengandung minyak kadar tinggi mudah untuk diekstraksi.
Sementara itu kandungan asam lemak tak jenuh yang mencapai 90 persen
sangat potensial untuk dijadikan pengganti minyak sawit dalam
aplikasi nonpangan.
Pembuatan
Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar
Proses pengolahan
minyak jarak untuk menghasilkan biodiesel relatif mudah. Untuk
menghasilkan minyak dalam skala kecil (0,5-0,6 ton perawatan hari)
cukup dengan mengepres biji jarak yang sudah kering menggunakan mesin
diesel satu silinder, sehingga menghasilkan minyak jarak kasardan
bungkil.
Tahap selanjutnya
adalah menyaring menggunakan mesin penyaring sehingga dihasilkan
minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan proses pemurnian terhadap
minyak jarak yang sudah bersih sampai menghasilkan minyak jarak murni
yang siap dijual.
Biodiesel yang
diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang diperoleh dari
biji jarak. Menurut Tatang H. Soerawidjaya (2005:1) biodiesel yang
dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar merupakan minyak lemak
semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari
fosfor dan asam-asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang
merugikan karena mesin diesel dapat mengubah fosfor ini menjadi garam
atau asam fosfat yang mengendap menjadi kerak di dalam kamar
pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh emisi gas
buang.
Keunggulan
Biodiesel dari Tanaman Jarak Dibandingkan dengan Solar
Menurut Dody Hidayat
(2005:1), dibandingkan dengan minyak solar, biodiesel memiliki angka
cetane yang lebih tinggi dan daya lumas yang lebih baik. Minyak jarak
pagar memiliki angka setana 51 sedangkan solar 45. Angka setana
(cetane rating) adalah tolak ukur kemudahan menyala/terbakar dari
suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Semakin tinggi angka setane
semakin aman emisi gas buangnya, karena bahan bakar dapat terbakar
dengan sempurna, sehingga kadar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen
(NOx) dan karbon yang termasuk dalam gas-gas rumah kaca lebih rendah.
Selain itu dalam
membangkitkan tenaga listrik, biodiesel tidak memerlukan genset baru
karena minyak jarak dapat langsung digunakan pada genset yang sudah
ada.
Manfaat
Penggunaan Biodiesel dari Tanaman Jarak terhadap Lingkungan
Penggunaan bahan
bakar fosil telah meninbulkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan.
Seperti meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi. Jika hal
ini dibiarkan secara terus menerus, maka pemanasn global adalah
konsekuensi yang harus dihadapi oleh seluruh penduduk bumi.
Sebagai salah satu
sumber energi alternatif, Biodiesel dari tanaman jarak dapat
dikategorikan sebagai sumber energi ramah lingkungan. Karena menurut
Humas (2005:2), pembakaran mesin yang berbahan bakar biodiesel
menghasilkan emisi gas buang, asap dan partikel, yang lebih rendah.
Angka setane yang lebih tinggi dibandingkan solar membuat kadar emisi
gas karbon, nitrogen, dan sulfur lebih rendah.
Selain itu,
penggunaan biodiesel dari tanaman Jarak Pagar membuka kemungkinan
penanaman kembali lahan-lahan kritis yang ada di Indonesia. Menurut
Humas (2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan kering di
seluruh Indonesia. Mengingat tanaman Jrak Pagar merupakan tanaman
yang dapat tumbuh di lahan keirng dan kurang subur,maka dengan
menggunakan biodiesel di Indonesia, lahan-lahan kering tersebut akan
dapat ditanami kembali.
Penanaman kembali
lahan-lahan kritis di Indonesia akan memberikan dampak yang positif
bagi lingkungan, karena akan membentuk suatu sumber penghasil gas
oksigen yang sangat penting bagi kehidupan, mengurangi pencemaran
oleh gas-gas rumah kaca, dan membentuk suatu benteng penahan banjir
dan longsor
Manfaat
Penggunaan Biodiesel dari Tanaman Jarak bagi masyarakat Indonesia di
Bidang Ekonomi
Dengan dihijaukannya
kembali lahan-lahan kritis, berarti akan membuka lapangan pekerjaan
baru yang layak bagi masyarkat. Mereka dapat bekerja sebagai petani
yang menanam dan merawat tanaman-tanaman jarak yang akan digunakan
sebagai bahan baku biodiesel. Buah jarak yang dihasilkan dijual
kepada perusahaan yang mengolahnya menjadi biodiesel dengan harga
tertentu. Dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal
penyediaan bibit dan penentuan harga minimum dari buah Jarak Pagar,
agar petani tidak dirugikan.
Jika petani diberi
hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan kerapatan tanaman 2500
pohon per hektar dan produktivitas 10.000 kilogram biji per hektar
serta harga biji lima ratus rupiah per kilogram, setiap keluarga
petani akan memperoleh panghasilan satu juta dua ratus lima puluh
ribu per bulan hanya berasal dari penjualan biji jarak (Anonim,
2005:2). Pendapatan ini dapat bertambah jika bagian lain dari tanaman
juga dimanfaatkan
Menurut Humas
(2005:2), dari tiga juta hektar lahan kering akan dihasilkan 92.000
barel minyak per hari. Untuk memnuhi lahan tersebut diperlukan 7,5
miliar bibit. Bila dari seluruh tanah tandus seluas 13 juta hektar
ditanami jarak, maka akan dihasilkan lebih dari 400.000 barel minyak
per hari. Dengan demikian kita akan mengehmat penggunaan devisa
negara yang biasa digunakan untuk mengimpor solar.
Dalam Kompas (2005:
14), biaya produksi biodiesel tergolong murah, rata-rata biaya
produksinya antara 600 hingga 100 per liter. Harga jual netto minyak
jarak tersebut diperkirakan Rp. 1.400-Rp. 2.100 per liter, harga ini
jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga minyak saat ini.
Sehingga , pengolahan jarak menjadi biodiesel yang relatif mudah
dapat dilakukan dalam usaha skala kecil yang tidak membutuhkan modal
yang besar. Sehingga hal ini pun akan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat Indonesia.
Potensi lain adalah
ekspor biodiesel ke berbagai negara maju yang saat ini sedang
gencar-gencarnya menekan emisi gas rumah kaca. Negara-negara maju
seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Brasil saat ini juga sedang
mengembangkan penggunaan biodiesel. Jika Indonesia mampu
mengembangkan biodiesel dari minyak jarak dengan kualitas yang bagus,
pasar internasional terbuka untuk Indonesia.
Prospek
Penggunaan Biodiesel dari Tanaman Jarak di Indonesia
Indonesia merupakan
negara yang kaya kan berbagai sumber energi fosil, akan tetapi hal
yang tetap harus diingat adalah bahwa penggunaan bahan bakar fosil
secara terus menerus dapat mengakibatkan pencemaran dan krisis energi
fosil.
Di Indonesia
terdapat banyak lahan kritis yang tidak dapat ditanami karena
humusnya hilang. Jarak adalah tanaman yang dapat hidup dalam segala
kondisi, sehingga tanaman jarak dapat ditanam di lahan-lahan kritis
tersebut. Hal ini akan membawa keuntungan baik secara langsung maupun
tidak langsung bagi masyarakat Indonesia. Keuntungan yang langsung
dapat diperoleh berupa lapangan pekerjaan yang akan memberi
keuntungan secara finansial, sedangkan keuntungan tidak langsung yang
diperoleh berupa pengurangan polusi udara dan penghijauan kembali
lahan-lahan kritis yang dapat mengurangi banjir dan bencana alam
lain.
Tanaman jarak jenis
penghasil biodiesel ini sebenarnya sudah sangat populer di kalangan
masyarakat Indonesia. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan sebutan
tanaman jarak pagar. Sehingga pembudidayaan tanaman ini tidak akan
menjadi hal yang asing bagi masyarakat Indonesia.
Hanya
saja untuk hasil yang maksimal, pemerintah perlu mengadakan suatu
program penelitian untuk menghasilkan bibit jarak pagar yang
berkualitas unggul, sehingga dapat dihasilkan biodiesel yang
berkualitas unggul pula.
BAB III
KESIMPULAN
Biodiesel merupakan
sumber energi alternatif pengganti solar. Biodiesel termasuk sumber
daya alam terbarui karena berasal dari tumbuh-tumbuhan. Biodiesel
memiliki angka setana yang lebih tinggi daripada solar, sehingga
penggunaannya lebih efisien.
Biodiesel merupakan
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, karena sisa
pembakaran mesin yang menggunakan biodiesel menghasilkan emisi gas
buang, asap dan partikel yang lebih rendah daripada solar. Selain itu
dengan memproduksi dan menggunakan biodiesel dalam skala besar
berarti membuka kemungkinan penanaman kembali lahan-lahan kritis
sehuingga menambah jumlah sumber pengahasil oksigen dan mengurangi
karbondioksida.
Penggunaan biodiesel
dari biji tanaman jarak secara tidak langsung akan memberikan dampak
ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Berupa lapangan kerja baru yang
cukup menjanjikan. Biodiesel dari tanaman jarak sangat cocok utnuk
diterapkan di Indonesia, karena bahan baku yang dapat disediakan
dengan melimpah, dan juga tersedianya lahan-lahan kritis yang dapat
menunjang produksinya.
Pemerintah hendaknya
mulai merancang UU mengenai penggunaan biodiesel di indonesia,
sehingga biodiesel benar-benar dapat diterapkan di Indonesia secara
optimal. Pemerintah hendaknya memberikan penyuluhan dan penerangan
pada masyarakat luas mengenai manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dari biodiesel. Pemerintah harus menyediakan tempat-tempat penjualan
biodiesel, sehingga biodiesel dapat diperoleh dengan mudah oleh
konsumen. Selain itu pemerintah juga harus mengatur sistem
perdagangan biodiesel di Indonesia. Pemerintah harus menekan
penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat dengan cara
memberlakukan pajak tidak langsung bagi pengguna bahan bakar minyak
dan memberi subsidi bagi pengguna bahan bakar alternatif.
AFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2013. Biodesel
biji jarak jarak http://cdc.eng.ui.ac.id/article/articleprint/3241/-1/2/, Biodesel
Biji Jarak
Anonim.
2013. Biodesel
dari tanaman jarak sebagai energi alternatf
penggantisolar.http://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/20/biodiesel-dari-tanaman-jarak-sebagai-energi-alternatif-pengganti-solar/
Tidak ada komentar: