BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Penyakit ascariasis
merupakan infeksi parasit yang sering kita jumpai di manusia dan
hewan Indonesia. Pada peternakan ayam disebabkan oleh cacing
Ascaridia
galli
menyebabkan menurunnya hasil produksi peternakan ayam, sehingga
komoditas peternakan ayam sebagai salah satu penghasil protein hewani
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Penyakit
ascariasis
disebabkan
oleh nematoda jenis Ascaridia
galli.
Penyakit ini sering menginfeksi unggas, sehingga sangat merugikan
para peternak ayam yang dapat mengurangi dan menurunkan tingkat
perekonomian peternak (Suparman, 2006).
Gangguan penyakit
pada ternak merupakan salah satu hambatan yang dihadapi dalam
pengembangan peternakan. Peningkatan produksi dan reproduksi
akan optimal, bila secara simultan disertai penyediaan pakan
yang memadai dan pengendalian penyakit yang efektif. Beberapa
penyakit hewan di Indonesia, terutama penyakit parasit yang
masih kurang mendapat perhatian dari para peternak. Penyakit
parasit ini biasanya tidak mengakibatkan kematian ternak, karena
sesuai dengan sifat parasit itu sendiri, namun menyebabkan kerugian
yang sangat besar berupa penurunan berat badan dan daya
produktivitas hewan (Rasyaf, 1996). Dengan demikian maka diperlukan
alternatif pengobatan terhadap parasit ayam.
Pengobatan
parasit pada ayam dapat diobati dengan memakai beberapa jenis
tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai anthelmintik. Tumbuh -
tumbuhan merupakan salah satu sumber senyawa bahan alam hayati yang
memegang peranan penting dalam pemanfaatan zat kimia berkhasiat.
Pemanfaatan bahan yang berasal dari alam sebagai alternatif
anthelmentik ascariasis
yang mempunyai daya potensi pembasmi cacing lebih baik dibandingkan
dengan obat-obat yang dibuat secara kimiawi. Salah satu bahan dari
alam yang berpotensi sebagai anthelmentik adalah petai cina (Leucaena
glauca).
Tumbuhan
petai cina (Leucaena
glauca),
menurut beberapa sumber bahwa daun dan biji dari tumbuhan ini
memiliki khasiat sebagai anthelmintik. Biji merupakan obat cacingan
(Ladion, 1999). Selain itu biji bisa dimanfaatkan sebagai bahan
makanan sehari-hari dan daunnya bisa dijadikan sebagai bahan makanan
ternak, daun ini banyak mengandung protein, kandungan gizi yang
terdapat 40% (Hartono. 2002).
Penelitian-penelitian
terhadap bahan alami oleh para ahli sebagai obat tradisional yang
dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Baik
tanaman tersebut diambil dari buah, biji, daun, akarnya, ataupun
bagian lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Amanullah (2008), membuktikan secara invitro bahwa infus biji dan
infus daun petai cina (Leucena
glauca)
mempunyai daya anthelmintik terhadap cacing Ascaridia
galli
pada ayam (konsentrasi infus daun 41.755gram/100ml dan konsentrasi
infus biji 65.061gram/100ml). Tanaman
petai cina hampir semua dari tumbuhan ini secara empiris telah
digunakan sebagai anthelmentik. Diduga zat aktif dalam petai cina
selain
mimosin
dan tanin
ternyata saponin
juga merupakan senyawa anthelmentik.
Sedangkan menurut Ratnawati, dkk.,
(2013), ekstrak putri malu (Mimosa
pudica
L.) memiliki daya anthelmintik terhadap cacing gelang babi (Ascaris
suum
L.). Hal ini diperkuat oleh Candra, dkk.,
(2007) bahwa akar tanaman putri malu (Mimosa
pudica
L.) mempunyai potensi anthelmintik terhadap Hymenolepis
nana
pada mencit. Mimosa
pudica
merupakan species yang satu family Leguminoceae dengan Leucaena
glauca, yang
memilki sifat anthelmintik yang mampu mengurangi jumlah cacing dengan
kandungan zat aktif mimosin
sebagai unsur utama ekstrak akar tanaman dan tannin.
Adapun senyawa kimia
yang terkandung di dalam
petai cina adalah zat aktif yang berupa alkaloida, saponin,
ilavonoida, tanin, flavonoid, mimosin, leukanin, protein, lemak,
kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan
vitamin B.
Secara
empiris masyarakat banyak menggunakan daun, biji dan organ tumbuhan
lainnya dari petai cina (Leucaena
glauca)
sebagai obat cacingan (ascariasis).
Di samping itu petai cina sebagai TOGA (tanaman obat keluarga),
sehingga
penggunaannya sebagai anthelmentik yang mudah diperoleh oleh
masyarakat, dan bagi peternak ayam petai
cina juga
sangat membantu dalam menghindari adanya penyakit ascariasis.
- Perumusan masalah
- Apakah air perasan daun dan biji petai cina
(Leucaena glauca) dengan berbagai konsentrasi memiliki pengaruh terhadap lama mortalitas cacing Ascaridia galli?
- Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengaruh terhadap lama mortalitas cacing Ascaridia
galli
pada air perasan daun dan biji petai cina (Leucaena
glauca).
- Manfaat
- Memberikan informasi kepada dunia ilmu pengetahuan tentang penggunaan obat alternatif anthelmentik perasan daun dan biji petai cina (Leucaena glauca) terhadap cacing Ascaridia galli.
- Dapat digunakan sebagai landasan atau dasar pengobatan alternatif terhadap penyakit Ascariasis pada ternak ayam sehingga akan meningkatkan efisiensi pengobatan.
- Meningkatkan produksi dalam bidang peternakan khususnya peternak ayam.
Tidak ada komentar: